Pada era digital saat ini, mengenal dunia internet memberikan dampak positif terhadap peradaban manusia. Perkembangan teknologi internet memudahkan manusia untuk saling berinteraksi. Media sosial menjadi sarana bagi masyarakat untuk membangun komunikasi, menjalin hubungan sosial, mencari hiburan, bahkan berbisnis.
Pesatnya teknologi digital memungkinkan kita untuk saling berhubungan dengan mudah, bisa berbicara dengan keluarga, teman, dan kerabat hanya dengan menggunakan ponsel dan berinteraksi di depan layar kaca.
Awal Mengenal Dunia Internet
Pengalaman saya pertama kali mengenal dunia internet dimulai ketika saya duduk di bangku SMP, pada pelajaran TIK. Guru kami memperkenalkan dunia internet, dengan Facebook, Yahoo, dan Google sebagai platform utama.
Guru kami mendorong kami untuk membuat akun Facebook, yang memerlukan email dari Yahoo sebelumnya. Dari situlah saya mulai mengenal Yahoo dan Google sebagai mesin pencari.
Saat mendaftar Facebook, saya bingung bagaimana cara menambahkan orang sebagai teman. Karena tinggal di kampung yang jaraknya sekitar 5 km dari pusat kabupaten, kami hanya memiliki akses ke warnet di sana. Dengan semangat, saya bersama teman-teman pergi ke warnet.
Saya sangat awam dalam penggunaan Facebook, sampai-sampai harus bertanya kepada operator warnet tentang cara menambah teman, yang hanya menjawab, “Tinggal tambahkan saja.”
Lambat laun, saya mulai memahami cara menggunakan Facebook berkat bantuan teman-teman yang lebih berpengalaman. Ketika saya masuk SMA, teman-teman sudah aktif menggunakan Facebook. Saya, yang tidak memiliki HP saat itu, meminjam HP teman untuk tetap terhubung dengan platform tersebut.
Ketika mahir menggunakan Facebook, saya menginginkan kebanggaan dengan menambahkan semua member Cherrybelle sebagai teman saya, walaupun akhirnya saya menyadari bahwa akun-akun tersebut palsu.
Awal Mengenal Blog
Kemudian, saya mendengar cerita dari saudara saya yang merupakan seorang blogger sukses. Dia menceritakan betapa mudahnya menghasilkan uang melalui internet dengan memiliki blog atau website. Meski saya tidak memiliki HP atau laptop, tugas sekolah yang memerlukan akses internet membawa saya kembali ke warnet.
Di sana, saya mencari tahu bagaimana cara membuat blog. Akhirnya, saya berhasil membuat blog di salah satu platform penyedia blog. Saat itu, saya belum memahami tentang domain atau TLD. Saya menggunakan judul blog dengan akhiran dot com, mengira itu adalah alamat blog saya.
Merasa bangga melihat nama saya terpampang di halaman blog, saya tidak pernah membayangkan bagaimana saya bisa menghasilkan uang seperti yang dilakukan saudara saya.
Saya juga tidak pernah berpikir bagaimana blog saya bisa dikenal oleh orang lain. Yang terlintas di pikiran saya adalah rasa bangga karena di seluruh sekolah saya, hanya saya yang memiliki blog.
Apresiasi Pertama
Saya membuat satu postingan yang berisi tugas sekolah dan langsung saya bagikan di grup Facebook sekolah kami.
Seorang guru mengapresiasi pengetahuan saya tentang blog ketika menjadi pembicara dalam sebuah upacara. Meskipun tidak menyebutkan nama saya secara langsung, semua orang tahu siapa yang dimaksud oleh guru tersebut. Hati saya sangat senang.
Ketika pulang sekolah, saya berpikir bagaimana cara agar saya bisa mendapatkan uang untuk membeli HP agar bisa mengelola blog di HP sendiri.
Saya menanam jagung di kebun dan merawatnya dengan baik. Saya meminta izin kepada ibu untuk menggunakan uang dari hasil panen jagung tersebut untuk membeli HP. Dengan senang hati, saya membeli HP layar sentuh.
Membangun Blog dan Menjadikannya Hobbi
Dari sinilah langkah saya dalam mengenal lebih dalam tentang blog dan membuat blog di sebuah platform blogging yang bisa diakses melalui HP.
Waktu berjalan, salah satu teman dekat saya diam-diam juga membuat blog di platform yang sama. Karena kami memiliki minat yang sama, kami menjadi partner dalam dunia blogging.
Meskipun tidak memiliki tujuan untuk menghasilkan uang, kebahagiaan kami adalah melihat nama kami terpampang di internet. Kami berlomba membuat artikel tentang pengalaman kami.
Terkadang, kami juga berlomba tentang desain blog yang lebih menarik. Kami selalu berbicara tentang blog saat bertemu di sekolah.
Kegiatan menulis di HP berlanjut hingga saya masuk kuliah, hingga akhirnya platform blogging yang bisa diakses melalui HP ditutup oleh pemiliknya. Meski sangat disayangkan, saya tetap bersemangat dan beralih dari blog ke website pribadi.
Saya mempelajari bagaimana cara membuat website dan kebutuhan untuk hosting. Dengan keterbatasan keuangan sebagai seorang mahasiswa kos, saya mencari domain dan hosting yang terjangkau.
Saya menjadi pemburu voucher diskon hosting murah dan domain murah, dan bahkan menemukan promo domain murah dengan hosting gratis. Akhirnya, saya berhasil membuat website sendiri dengan hosting yang saya kelola sendiri.
Ini adalah babak baru bagi saya dalam dunia internet. Saya mencoba memulai ulang apa yang telah saya alami sebelumnya.
Di waktu sibuk, saya selalu berusaha membuat satu atau dua artikel yang saya publikasikan di website. Saya bersyukur bahwa website ini bertahan hingga sekarang dan teman-teman bisa membaca tulisan saya.
Pengalaman Masa Lalu Sebagai Hiburan di Masa Sekarang
Pengalaman ini mengajarkan saya tentang bagaimana internet bukan hanya sekadar alat interaksi, tetapi juga sumber belajar dan penghasilan. Pengalaman masa lalu juga menjadi hiburan di masa sekarang.
Misalnya, ketika saya mengingat bagaimana saya mencari nama anggota Cherrybelle dan menambahkannya sebagai teman di Facebook, yang akhirnya mengakibatkan akun Facebook saya diblokir.
Penggunaan internet yang luas di bidang bisnis, seperti e-commerce yang menghasilkan keuntungan besar, menunjukkan pentingnya mengikuti perkembangan teknologi. Menjadi kontributor dalam internet, misalnya dengan membuat website sendiri, adalah hal yang penting.
Saya akhiri cerita singkat saya disini. Oh ya, sebenarnya artikel ini sudah saya tulis lebih dari 5 tahun lalu, tapi saya republish untuk menyegarkan ingatan saya kembali atas garis waktu yang sudah saya jalani.
pengalaman yang sangat seru, pasti sangat berkesan. Semangat terus Mas, salam