Materi Ekonomi Pembangunan Materi Ekonomi Pembangunan

Materi I: Ekonomi Pembangunan

Materi I: Ekonomi Pembangunan – Pagi semua! Pada hari ini kita akan membahas tentang perkembangan dan pembangunan ekonomi. Materi ini merupakan materi mata kuliah Ekonomi Pembangunan pada pertemuan pertama kemarin. Maaf nih admin gak bisa membuat judul artikelnya lebih spesifik karena keterbatasan bahan dan adanya kendala waktu kuliah kemarin. Ok, lagsung saja kepembahasan ringkasnya.

Ekonomi Pembangunan

Istilah Perkembangan ekonomi dalam perspektif teoritis seringkali digunakan secara bergantian (sinonim) dengan istilah seperti pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, kemajuan ekonomi dan lain-lain. Akan tetapi, beberapa ahli ekonomi tertentu menarik perbedaan yang lebih lazim antara istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan ekonomi mengacu pada masalah negara terbelakang, sedang pertumbuhan ekonomi mengacu pada masalah negara maju.

Perkembangan, menurut Schumpeter, adalah perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk.

Sejalan dengan itu, Hicks mengemukakan bahwa masalah negara terbelakang menyangkut sumber-sumber yang tidak atau belum dipergunakan, kendati penggunaannya telah cukup dikenal, sedangkan masalah negara maju terkait pada pertumbuhan, karena kebanyakan dari sumber mereka sudah diketahui dan dikembangkan sampai batas tertentu.

Perkembangan ekonomi daerah memerlukan dan melibatkan semacam pengarahan, pengaturan dan pedoman dalam rangka menciptakan kekuatan-kekuatan bagi perluasan dan pemeliharaan, sedang ciri pertumbuhan spontan merupakan ciri perekonomian maju dengan kebebasan usaha.

Secara teoritis, definisi atau indikasi indikasi Perkembangan ekonomi dapat ditinjau dalam tiga hal atau tiga aspek:

  1. Perkembangan ekonomi harus diukur dalam arti kenaikan pendapatan nasional riil dalam suatu jangka waktu yang panjang.
  2. Kenaikan pendapatan riil per kapita dalam jangka panjang.
  3. Perkembangan ekonomi dari titik tilik kesejahteraan ekonomi.
Baca Juga :   Hambatan Pembangunan Ekonomi

Dari ke tiga definisi tersebut, terdapat keterbatasan:

  1. Bisa terjadi bahwa kenaikan pendapatan nasional atau pendapatan perkapita nyata setipa orang bisa berubah, seperti: yang kaya bisa semakin kaya dan yang miskin bisa semakin miskin.
  2. Bahwa mengukur kesejahteraan ekonomi harus hati – hati terutama menyangkut komposisi output total yang menyumbang pada kenaikan pendapatan nyata perkapita dan bagaimana output tersebut dinilai.
  3. Kita mesti mempertimbangkan tidak hanya apa yang diproduksi tetapi juga bagaimana ia memproduksi.
  4. Kita tidak bisa menyamakan kenaikan output per kepala dengan kenaikan dalam kesejahteraan ekonomi apalagi kesejahteraan masyarakat tanpa pertimbangan tambahan.

Secara umum, tujuan pembangunan ekonomi pada umumnya adalah peningkatan pendapatan riil per kapita, serta adanya unsur keadilan atau pemerataan dalam penghasilan dan kesempatan berusaha. Pembangunan ekonomi juga sering didefinisikan sebagai seperangkat perubahan yang saling berkaitan dalam struktur suatu perekonomian yang diperlukan bagi terciptanya pembangunan secara terus-menerus.

Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses tranformasi struktural ditandai antara lain dengan meningkatnya sumbangan (share) sektor industri manufaktur dan jasa-jasa dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) di satu pihak, dan makin menurunnya sumbangan sektor pertanian dalam PDB di lain pihak.

Perbedaan Kurang Berkembang dan Tidak Berkembang

Tidak berkembang bahwa negara itu tidak punya prospek untuk berkembang sedangkan kurang berkembang artinya negara yang tidak punya kemampuan umtuk berkembang.

Berbagai Kriteria tentang “Keterbelakangan (Underdevelopment)”

Untuk memberikan definisi yang tepat tentang keterbelakangan memang tidaklah mudah. Keterbelakangan dapat didefinisikan dalam berbagai cara, misalnya dengan melihat; terjadinya kemiskinan, kebodohan atau wabah; maldistribusi atau disparitas pendapatan nasional; lemahnya administrasi (Goog Governance); tiada organisasi social (NGO atau Civil Society). Jadi tidak ada satupun definisi menyeluruh yang mencakup semua ciri dari Negara terbelakang.

Simon Kuznet memberikan tiga definisi tentang Keterbelakangan:

  1. Keterbelakangan berarti gagal memanfaatkan secara penuh potensi produktif dengan menggunakan tingkat pengetahuan teknologi yang ada atau suatu kegagalan yang bersumber perlawanan lembaga-lembaga social (NGO).
  2. Ia dapat berarti keterbelakangan dalam kinerja (performance) ekonomi dibandingkan dengan beberapa Negara maju pada masanya.
  3. Ia dapat berarti kemiskinan ekonomi, dalam arti kegagalan dalam menyediakan biaya hidup yang memadai dan harta benda yang memuaskan sebagian terbesar penduduk.
Baca Juga :   Statistika: Mean, Median dan Modus + Contoh Soal dan Jawaban

Secara garis besar ada Beberapa criteria keterbelakangan, yaitu sebagai berikut;

  1. Rasio Penduduk terhadap wilayah tanah.
  2. Perbandingan Output Industri terhadap keseluruhan Output.
  3. Rasio Modal terhadap populasi per kepala.
  4. Tingkat Kemiskinan.
  5. Tingkat Pendapatan Perkapita (rendah).

Ciri – Ciri Negara Terbelakang Menurut Paul Hoffman

  1. Ditandai dengan kemiskinan
  2. Kota yang dipadati oleh pengemis
  3. Jarang memiliki industri
  4. Persediaan tenaga listrik yang tidak memadai
  5. Tidak memiliki jalan raya dan jalan kereta api yang cukup
  6. Pemerintah belum dapat memberikan pelayanan yang memadai
  7. Komunikasi yang buruk
  8. Rumah sakit dan lembaga pendidikan tinggi sangat sedikit
  9. Sebagian besar penduduk buta huruf dan miskin
  10. Sistem perbankan jelek
  11. Ekspornya ke negara lain sama sekali terdiri bahan mentah, hasil tambang, atau buah-buahan dan beberapa bahan makanan.

Ciri – Ciri Negara Terbelakang Secara Umum

  1. Kemiskinan umum
  2. Pertanian mata pencaharian utama
  3. Ekonomi masih bersifat dualistis
  4. Sumber alam kurang terolah
  5. Ciri-ciri demografi
  6. Pengangguran dan pengangguran tersembunyi
  7. Keterbelakangan ekonomi
  8. Ketiadaan inisiatif dan usaha
  9. Kelangkaan alat modal
  10. Keterbelakangan ekonomi
  11. Orientasi perdagangan luar negeri

Faktor yang menghambat pembentukan modal di negara terbelakang dikenal dengan istilah demostraction effect di terangkan oleh Nurkse. Adanya kecenderungan pada masyarakat di negara-negara terbelakang untuk menyamai kebutuhan hidup yang berkiblat kepada negara-negara maju.

Sebagai akibat Demonstration Effects itu, peningkatan pendapatan dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi mewah. Dengan demikian tabungan menjadi statis atau tidak berarti. Demonstration Effects biasanya ditularkan oleh film, majalah asing, atau kunjungan ke luar negri.

Bagi negara terbelakang, kekurangan modal dengan demikian bersifat kronis dan faktor yang menyebabkannya bukan hanya ekonomi tetapi juga bersifat sosio politik.

Persyaratan Dasar Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi tidak dapat dicapai semata-mata dengan menyingkirkan hambatan yang menghalangi kemajuan ekonomi. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi ialah: upaya untuk berhemat (ekonomis), peningkatan pengetahuan atau penerapannya dibidang produksi, dan peningkaan jumlah modal atau sumber lain perkepala. Tiga konsep ini nampaknya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.

Baca Juga :   Elastisitas Harga, Silang dan Pendapatan

Untuk mencapai asa itulah beberapa persyaratan pembangunan diperlukan, yaitu:

1. Atas Dasar Kekuatan Sendiri
Maksudnya bahwa pertumbuhan harus bertumpu pada kekuatan sendiri disertai dengan adanya keinginan untuk maju.

2. Menghilangkan Ketidaksempurnaan Pasar
Ketidaksempurnaan pasar mengakibatkan immobilitas faktor dan menghambat ekspansi sektoral dan pembangunan. Untuk meniadakannya, maka lembaga sosio ekonomi yang ada harus diperbaiki dan diganti dengan yang lebih baik. Fasilitas kredit yang murah dan lebih luas harus disediakan bagi para petani, pedagang kecil dan usahawan dan pengetahuan mereka mengenai pasar dan teknik produksi harus ditingkatkan.

3. Perubahan Struktural
Mengandung arti peralihan dari masyarakat tradisional menjadi ekonomi industri modern, yang mencakup peralihan lembaga, sikap sosial dan motivasi yang ada secara radikal, perubahan struktural semacam ini meyebabkan kesempatan kerja semakin banyak dan produktivitas meningkat serta penggunaan sumber daya baru dan teknologi juga akan semakin meningkat.

4. Pembentukan Modal
Ada yang menyebutkan hal ini sebagai kunci utama pembangunan ekonomi. Proses pembentukan modal melewati tiga tahapan, yaitu (1) kenaikan volume tabungan nyata yang tergantung pada kemauan dan kemampuan menabung, (2) keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk menggalakkan dan menyalurkan tabungan agar dapat dialihkan menjadi dana yang dapat diinvestasikan, dan (3) penggunaan tabungan untuk tujuan investasi dalam barang-barang modal dalam perusahaan, pembentukan modal biasanya dibarengi dengan pembentukan keahlian karena keahlian berjalan seiring dengan pembentukan modal.

5. Kriteria Investasi yang Tepat
Kriteria investasi harus memenuhi persyaratan: penggunaan paling produktif, proyek diarahkan pada peningkatan manfaat buruh secara maksimum, diarahkan pada pemanfaatan bahan dalam negeri, pertumbuhan yang seimbang (menjamah semua ranah sektor perekonomian).

6. Persyaratan Sosio Budaya
Perbedaan tetap diakui ada tetapi jangan dijadikan wahana untuk saling merugikan satu sama lain.

7. Administrasi 
Menciptakan good government dan clean government, kebutuhan akan pemerintahan yang bersih dan berwibawa akan sangat mendukung pelaksanaan pembangunan ekonomi. Pemerintah harus memberikan layanan kepada masyarakat kapan saja dibutuhkan untuk mendorong pembangunan ekonomi, ketertiban, keadilan, pertahanan dan lain-lainnya.

Demikian ulasan singkat mengenai ekonomi pembangunan dan keterbelakangan suatu negara, untuk mengetahui lebih dalam silahakan lihat artikel terkait di bawah ini.

Daftar Pustaka

http://juliansyah99.blogspot.co.id/2013_03_01_archive.html#!/tcmbck

http://sudjilah.lecture.ub.ac.id/2010/05/ekonomi-pembangunan-2/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *