Pengertian Puisi adalah, Unsur-Unsur, Struktur dan Jenis Puisi Pengertian Puisi adalah, Unsur-Unsur, Struktur dan Jenis Puisi

Pengertian Puisi adalah, Unsur-Unsur, Struktur dan Jenis Puisi

Pengertian puisi sangat beragam tergantung siapa yang mengartikan. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang berbeda dari bentuk sastra lain seperti prosa dan drama.

Mungkin kata puisi tidak asing lagi ditelinga kita, sebab sejak kecil kita sudah belajar banyak tentang puisi. Kita juga sering melihat berbagai pertunjukan puisi, seperti puisi untuk memperingati Hari Guru ataupun Puisi Sumpah Pemuda.

Pengertian Puisi

Puisi adalah ungkapan seseorang (seniman, pengkarya) yang disampaikan dalam bentuk tulisan maupun lisan yang memiliki unsur irama, ritma, diksi, lirik dan kata kata kiasan yang memiliki makna makna tertentu. Itu adalah makna puisi menurut admin penulis artikel ini.

Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa pengertian puisi bisa saja berbeda setiap orang namun inti yang disampikan adalah sama saja.

Puisi terikat oleh

  1. baris dalam tiap bait,
  2. banyak kata atau suku kata dalam setiap baris,
  3. rima,
  4. Irama.

Bahkan pada jenis puisi tertentu ada keterikatan pada persajakan seperti, a,a,a,a atau a,b,a,b, misalnya pantun dan syair. Puisi dengan persyaratan seperti di atas merupakan bentuk puisi lama. Puisi yang berkembang saat ini tidaklah lagi mematuhi persyaratan atau keterikatan pada hal-hal tersebut.

Puisi lebih diartikan pada wujud ekspresi pikiran dan batin seseorang melalui kata-kata yang terpilih dan dapat mewakili berbagai ungkapan makna sehingga menimbulkan tanggapan khusus, keindahan, dan penafsiran beragam. Dalam pengertian bebas yang lain, puisi disebut juga ucapan atau ekspresi tidak langsung atau ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi

Pemilihan kata dan penataan kalimat yang terdapat dalam puisi bertujuan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan atau pengalaman bathin yang utuh. Hal itu menjadikan puisi mengandung unsur kepadatan, keselarasan, dan keterpaduan.

Puisi yang hanya terdiri atas beberapa baris atau satu bait jika mengungkapkan makna yang utuh dan selaras mungkin lebih bernilai daripada sajak yang panjang namun tak utuh dan selaras.

Baca Juga :   Syarat Penyerahan Barang dan Syarat Pembayaran Barang

Puisi modern tidak terlalu mementingkan bentuk fisik atau tipografi tertentu. Sebuah uraian disebut puisi meskipun bentuknya mirip prosa tidak berbentuk bait atau baris, tetapi mengandung pengertian yang dalam dari sekadar ungkapan bahasanya.

Hakikat Puisi

Puisi bukan lagi sebuah bentuk karya sastra yang kaku dan penuh persyaratan. Puisi dalam pengertian modern adalah puisi yang bebas. Puisi merupakan aktualisasi ekspresi dan ungkapan jiwa penulisnya.

Oleh sebab itu, siapa saja dapat membuat puisi, meskipun tentu tetap ada bentuk khas sebuah puisi sebagai ukuran standar yang membedakannya dengan bentuk karya sastra yang lain.

Artinya setiap orang dapat menggunakan sarana-sarana kepuitisan seperti rima, irama, diksi, dan lainnya untuk mengintensitaskan ekspresi dan pengalaman jiwanya, bukan menjadikannya syarat pengikat.

Sebagai sebuah karya sastra, puisi tetap harus memiliki kemampuan menampung segala unsur yang berkaitan dengan kesastraan. Setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk memahami hakikat puisi. Tiga aspek tersebut, yaitu: sifat seni, kepadatan, dan ekspresi tidak langsung.

a. Sifat atau Fungsi Seni

Sebagai karya sastra, di dalam puisi harus terdapat unsur estetika atau keindahan. Unsur ini dapat dibangun dengan pemanfaatan gaya bahasa.

Gaya bahasa meliputi semua penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu seperti, bunyi, kata, dan kalimat. Semua unsur bahasa di dalam puisi dapat digunakan untuk menampilkan sisi keindahan di dalam puisi.

b. Kepadatan

Di dalam puisi, ungkapan yang ingin disampaikan tidak semuanya diuraikan. Puisi hanya mengungkapkan inti masalah, peristiwa, atau cerita. Puisi hanya mengungkapkan esensi atau sari pati sesuatu. Maka, untuk menulis puisi, penyair harus pandai memilih kata yang akurat.

Terkadang sebuah kata diambil bentuk dasarnya saja dan hubungan antar-kalimat terjadi secara implisit, bahkan kata-kata yang tak perlu dapat dihilangkan.

Yang terpenting adalah setiap unsur di dalam puisi memiliki keterikatan dan keterpaduan makna. Maka, salah satu cara untuk mengungkapkan kandungan isi dalam puisi ialah membuat parafrasa puisi menjadi prosa dengan menyempurnakan kalimat atau memberikan pengertian pada kata-katanya agar menjadi jelas atau lugas.

Baca Juga :   Pengertian dan Konsep Dasar Etika

c. Ekspresi Tidak Langsung

Selain mengandung nilai estetika atau keindahan serta bentuk pilhan kata dan tata kalimat yang mengandung pengertian yang padat, puisi juga merupakan media pengungkapan ekspresi secara tidak langsung.  Pengungkapan ekspresi tidak langsung ini terbukti dengan dominannya penggunaan kata yang bermakna konotasi atau kiasan.

Di dalam puisi, juga penyair dapat menggunakan idiom, pepatah, majas, atau peribahasa dalam mengungkapkan sesuatu secara implisit.

Ini dilakukan agar puisi memiliki cita rasa tersendiri dengan penggunaan kata berjiwa atau stilistika sehingga pembaca atau pendengar memiliki rasa ingin tahu kandungan makna yang tersembunyi dalam sebuah puisi atau hal yang sesungguhnya ingin diungkapkan penyair lewat puisinya.

Dalam pandangan awam puisi memang harus mengandung daya tarik atau kemisterian. Seorang kritikus sastra mengatakan puisi bukanlah susunan katakata yang membentuk baris dan bait melainkan sesuatu yang terkandung di dalam kata, baris, dan bait itu.

Unsur-Unsur di dalam Puisi

Secara umum puisi memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik puisi adalah unsur unsur yang membangun puisi yang bersumber dari dalam puisi itu sendiri. maksud dari dalam puisi adalah tulisan atau lirik puisi beserta makna dan kata katanya.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun puisis yang bersumber dari luar. Bersumber dari luar maksudnya adalah berasal dari kehidupan nyata dan lingkungan sekitar penulis. Sederhananya begini, puisi yang ditulis oleh penulis tentu dipengaruhi oleh keadaan dirinya di dunia nyata yaitu lingkunagn tinggalnya.

Unsur instrinsik puisi

Unsur instrinsik puisi terdiri dari dua jenis yaitu, unsur fisik puisi dan unsur batin puisi.

1. Unsur Fisik Puisi

Unsur fisik puisi adalh unsur utama yang membangun isi dari puisi oleh penyair. Unsur fisik ini bisa dilihat secara langsung yaitu berupa:

a. Diksi

Diksi adalah pemilihan kata yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan isi puisi. Diksi berupa penggunaan ungkapan, majas, peribahasa. Namun banyak juga berpendapat bawah penggunaan ungkapan, majas, peribahasa terpisah dengan diksi.

b. Imajinasi

Imajinasi adalah unsur unsur puisi yang memberikan gambaran kepada indra manusia, seperti indra pendengaran, visual (indra penglihatan), indra perasa, serta dengan imjanisasi membuat kita seolah olah berada didalam puisi.

Baca Juga :   Model Pengembangan Rekayasa Perangkat Lunak
c. Rima/irama dan ritme

Rima atai irama adalah persamaan kata dan bunyi antara setiap larik pada puisis, sedangkan ritme adalah bunyi tinggi dan rendahnya nada, panjang dan pendeknya pengungkapan kata serta keras lembutnya pengungkapan vokal.

d. Kata konkrit

Kata konkrit adalah kata yang ditangkap oleh indra manusia sehingga mampu memunculkan imajinasi. Biasanya diisi dengan kata imajinatif atau kata kiasan.

e. Gaya bahasa/majas

Majas adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek tertentu yang bermakna konotasi dengan kata kata figuratif. Maksud dari kata figuratif adalah kata kata yang menggambarkan atau bersumber dari alam (nature)

f. Tipografi

Tipografi adalah pola susunan puisi seperti jumlah larik, bentuk larik dan bait serta jumlah bait.

2. Unsur Batin Puisi

Selain memiliki unsur-unsur yang tampak seperti diksi, tipografi (pola susunan puisi seperti  larik, bait) dan rima/ritme (persamaan bunyi), puisi juga memiliki unsur batin.

Unsur batin di dalam puisi meliputi: tema, rasa (feeling), nada ,dan amanat.

a. Tema

Tema adalah landasan atau dasar pijakan bagi penyair untuk mengembangkan puisi. Tema juga merupakan gagasan pokok yang diungkapkan dalam sebuah puisi.

Jika tema mengenai Tuhan, untaian kata-kata, majas, serta idiom yang digunakan mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan. Begitu pula bila temanya tentang cinta, pilihan kata (diksi) yang digunakan oleh penyair berkaitan dengan permasalahan cinta.

b. Perasaan /Rasa

Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair kepada sesuatu yang dituangkan ke dalam puisinya. Rasa juga merupakan cara bagaimana penyair mengejawantahkan bentuk perasaan dan pengalaman batinnya kepada keahlian untuk memilih kata-kata figuratif yang dianggap dapat mewakili perasan atau ekspresinya terhadap sesuatu.

Keahlian menuangkan gejolak batin, gairah, kerinduan, atau bentuk ungkapan lain berupa pilihan kata dan simbol-simbol gaya bahasa menjadikan puisi makin terasa indah dan punya kedalaman makna.

c. Nada dan Suasana

Nada adalah bentuk sikap atau keinginan penyair terhadap pembaca. Apakah penyair lewat puisinya ingin memberikan nasihat, menyindir, mengkritik, atau mengejek pembaca.

Suasana adalah akibat yang ditimbulkan puisi terhadap jiwa pembaca. Nada dan suasana memiliki kaitan yang erat.

Nada puisi yang bersifat kesedihan dapat membuat perasaan pembaca merasa iba. Nada yang mengandung kritikan membuat suasana hati pembaca merasa ingin memberontak dan sebagainya.

d. Pesan atau Amanat

Pesan atau amanat adalah hal yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca lewat kata-kata dalam puisinya. Makna dapat ditelaah setelah pembaca memahami tema, nada, dan suasana puisi tersebut. Amanat juga dapat tersirat dari susunan kata-kata yang dibuat oleh penyair.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *